APA KABAR KARTINI MUDA ABAD 21 . ?


M.Kusuma Wardani.
Salam Kesetaraan ! ^_^

Hari Kartini selalu diperingati setiap tahun nya di bulan april, tepatnya pada 21 April. Berbagai macam perayaan telah dipersiapkan untuk menyabut datang nya hari kartini, seperti membagikan stiker dan bunga, memakai kebaya sebagai bentuk pelastarian fashion  perempuan yang dicitrakan kartini. Tak ketinggalan juga para aktivis aktivis sosial media yang menyuarakan semangat hari kartini di akun sosial media nya. Peringatan hari kartini yang demikian memang positif. Namun akan lebih baik jika hal tersebut juga di sertai dengan  merefleksikan semangat emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh  ra kartini. Apakah perempuan perempuan Indonesia sekarang ini benar benar mempunyai kesamaan hak yang sama dengan laki-laki? Kemudian bagaimana kah posisi mayoritas perempuan di indonesia sekarang ini??

Perjuangan R.A Kartini tentang emansipasi atau kesetaraan perempuan dengan laki-laki tentu masih sangat melekat dalam ingatan kita. Sosok perempuan yang menginspirasi kaum perempuan lainnya serta tergolong kategori perempuan yang mengemban tanggung jawab sosial. Kartini adalah sosok perempuan yang dengan kegigihannya memperjuangakan kesaaman hak, Kartini yakin jika perempuan diberi hak yang sama dengan laki-laki, maka perempuan juga bisa menjadi berdaya mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki. Sehingga tidak ada kata perempuan itu tidak lebih hebat dari laki laki, tapi saling menghebatkan. Sungguh cita cita yang mulia terhadap kemajuan bangsa indonesia. Kartini menginginkan bahwa tidak ada pembedaan untuk mendapatkan pendidikan. Karena beliau yakin jika semua warga negara Indonesia ini berpendididkan maka bangsa ini juga akan maju.

Setelah melewati masa masa sulit dalam memperjuangkan cita cita yang mulia tersebut, bahkan kartini harus melawan budaya yang mendarah daging, Hingga akhhirnya beliau tunduk akan kentalnya kebudayaan masyrakat jawa dalam memperlakukan wanita. Namun  kini, kita perempuan generasi abad 21 secara tidak langsung menikmati hasil manis dari perjuangan kartini tersebut. kita tak lagi dipersulit untuk bersekolah, kita diberi kesaamaan hak untuk menentukan hidup kita, sudah jarang ada perempuan yang di jodohkan, perempuan juga tidak lagi berkutat di wilayah domestik saja, namun sudah ada beberapa perempuan yang bekerja di wilayah publik.

Namun benarkah kedudukan perempuan hari ini sudah benar benar setra dengan laki laki? Jika jawabnya sudah, Lalu mengapa masih sangat minim perempuan yang bekerja diwilayah publik? Sebagai contoh posisi perempuan di dunia perpolitikan. Perempuan diberikan hak dalam kursi perpolitikan 30% dan 70%  laki-laki, itu pun tidak banyak yang menempatinya. Dalam periode 2014-2019, ada 97 perempuan yang menjadi legislator, jika di prosentasekan itu hanya 17,32% dari anggota parlemen. Tidak sampai pada kuota 30% yang dimiliki perempuan dalam kursi perpolitikan. Ada apa sebenarnya, ? ketika kita berbicara kestaraan hak sudah sama sama diberi kesmpatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

Atau tidak perlu jauh jauh kita mencari contoh tentang kesetraan perempuan. Mari kita analisa saja peran perempuan di wilayah kampus kita. Apakah sudah mencerminkan kesetraan posisi antara laki laki dan perempuan. Meskipun Rektor Kita ibu Siti Maryam Yusuf adalah perempuan, namun lihatlah jajaran dibawahnya masih didominasi laki laki. Apakah hanya laki laki saja yang berkompeten untuk menjadi pemimpin atau bekerja di wilayah publik.
Sama halnya dengan kepemimpinan mahasiswa tertinggi di BEM STAIN Ponorogo, rata-rata masih di dominasi oleh kaum adam. Walaupun memang ada bebrapa sosok perempuan didalamnya, namun jumlahnya masih sangat sedikit. Padahal jumlah perempuan di STAIN Ponorogo jauh lebih banyak dibanding dengan laki lakinya. Dari segi pendidikan semuanya sudah diberi hak yang sama. Lalu kenapa perempuan ini masih sangat susah untuk bisa melejitkan dirinya dan menunjukan potensi dirinya?.

Jika Hak akan kesempatan yang sama sudah  di berikan, namun kenapa masih sangat susah perempuan untuk bisa menunjukkan eksistesinya di wilayah publik. Kalaupun ada biasanya perempuan dipilih untuk berkompetensi di wilayah publik hanya berdasarkan keputusan yang subjektif sekali, penilaiannya suputar pada kecantikanya saja, bukan pada kulitas yang dimiliki dari perempuan tersebut.

Lalu sudah setarakah kedudukan permpuan dengan laki-laki??
Jika anda masih bilang sudah,, karana alasan sekrang sudah banyak wanita karier, bekerja sebagai publik figur, artis, polwan, pilot, dokter, kepala desa dan lain lain. Mari kita analisa bersama sama. Memang ada permpuan yang bekrja di wilayah publik yang demikian. Namun lihatlah apa yang menjadi modal mereka untuk bisa terkenal dan menjadi publik figur. Kebanyakan hanya mengandalkan subjektifitas dan kemolekan tubuhnya saja. Mereka dinilai bukan sepenuhnya karena potensi yang dimiliki, mereka hanya dinilai dari kecantikanya saja.  Hal ini memang tidak terlepas dari pengaruh media massa dalam membentuk citra perempuan dalam kehidupan sosial. Media mencitrakan perempuan sebagai sosok yang lembut, sosok yang harus memperhatikan kecantikan, gaya fashion, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan life style. bukan pada mengasah kemampuan berfikirnya, bakatnya, atau potensi yang dimilikinya. Seolah perempuan yang cantik itu akan bernasib baik. Dalam hal ini perempuan hanya di lihat atau dipandang sebagai objek semata. Apakah hal seperti ini yang di cita cita kan R.A Kartini??

Marilah kita bersama sama refleksikan apa yang dimaksud dengan cita cita mulia R.A Kartini tentang kesetaraan perempuan.. ? apakah dengan perempuan sudah bekerja diwilayah publik itu sudah setara? Dengan perempuan di beri hak yang sama itu suadah termasuk dalam kesetaraan perempuan dan laki-laki?. Ataukah perempuan cukup menjadi cantik dan sosok yang penurut saja?
*Think Again...

“KESETARAN  MERUPAKAN  PERNYATAAN YANG SANGAT SEDERHANA, NAMUN DALAM PENERAPANYA SANGAT KOMPLEKS”


Komentar